Kematian Warga Padju Epat dan Upacara Perabuan
Kematian Warga Padju Epat dan Upacara
Perabuan
Oleh : Sri Wulan
Padju Epat terletak di Provinsi
Kalimantan Tengah sebelah utara kota banjarmasin. Orang orang tua di Padju Epat
sangat peka terhadap kematian,biasanya mereka merasakan kapan mereka akan
meninggal. Bahkan orang tua Padju Epat biasa membuat peti matinya sendiri di
saat saat menjelang hari kematiannya.
Ketika warga Padju Epat meninggal
maka akan terdengar bunyi yang bergemuruh dari berbagai gong besar. Biasanya
jenazah dimasukkan ke dalam peti mati dengan menggunakan kain sulam yang indah.
Sehari setelah kematiannya upacara penguburan dapat di langsungkan. Bila
kematian tersebut di akibatkan kecelakaan,pembunuhan ataupun karena melahirkan
maka,jenazah harus di sucikan terlebih dahulu.
7 hari setelah upacara penguburan
maka akan dilangsungkan upacara kecil lainnya. Dimana dibawa sesaji ke makam
jenazah tersebut dan menyuguhkan makanan terhadap para kerabat. 49 hari setelah
kematiannya di adakan upacara besar besaran yang berlangsung selama 2 hari.
Biasanya kaum kerabat akan menyembelih babi dan akan menyajikan minuman keras
khusus upacara ini. Di tengah pesta minuman keras para tetua akan menyampaikan
pidato tradisional. sedangkan wanita biasanya akan mengantar makanan dan minuman
ke makam.
Setelah beberapa tahun,ketika
pemakaman di kampung semakin penuh,maka akan di adakan upacara perabuan.
Upacara perabuan adalah upacara pembakaran tulang belulang mayat. Dalam upacara
ini terdapat banyak tugas yang harus di selesaikan.
Misalnya, untuk para pria bertugas menyiakan ataupun
memperbaiki ruang uapacara. Sedangkan untuk wanita biasanya mereka akan
menyiapkan perhiasan untuk perlengkapan upacara. Upacara ini berlangsung selama
9 hari 9 malam terus menerus. stiap harinya kaum kerabat si jenazah harus
menyembelih satu ekor babi dan seekor ayam jantan untuk persembahan upacara.
Pemimpin akan
membacakan doa terus menerus tanpa berhenti dan para tetua akan terus meminum
minuman keras tiap malam sambil berpidato. Di hari ke 8 seekor kerbau harus di
sembelih sebagai persembahan. Selagi jenazah itu di bakar dan menghasilkan abu
kemudian abu itu di tempatkan pada bagian gong tembaga yang kemudian di perciki
air kelapa untuk mensucikannya. Setelah semuanya selesai maka abu dan gong di
masukkan ke dalam tambak. di akhir upacara para kerabat kembali ke ruang
upacara dan di suguhkan makanan terakhir dari uapacara perabuan.
Itulah sedikit penjelasan mengenai upacara perabuan dan kematian warga Padju
Epat.
Sumber :
Buku
pokok-pokok antropologi budaya (Yayasan obor indonesia)
Di
angkat dari buku Padju Epat, the ma’anyan
of indonesian borneo oleh A.B.Hudson
Komentar