Suku Sakai



Suku Sakai
Oleh: Andini Nurul Aini

Asal-Usul Suku Sakai
            Orang Sakai dianggap sebagai salah satu  masyarakat terasing di Provinsi Riau, Sumatera. Artinya suku  ini belum terpengaruhi oleh pengembangan dan  kemajuan budaya seperti  masyarakat lain. Suku  bangsa ini diperkirakan sebagai sisa-sisa kelompok ras Melayu  yang lebih dulu  memasuki daerah  ini, kemudian terpengaruhi oleh gelombang Melayu  yang lebih muda.
Masyarakat Suku Sakai
            Masyarakat suku Sakai berdiam di beberapa lokasi pemukiman di sekitar Kabupaten Bengkalis, seperti di Kandis, Balai Pungut, Kota Kapur, Minas, Duri, Sungai Siak dan Sungai Apit bagian hulu. Pada tahun 1984 diperkirakan populasinya berjumlah sekitar 6.500 jiwa atau sekitar 1.400 keluarga.
            Mereka tinggal di pondok-pondok berlantai tinggi yang sederhana dan mudah dibongkar, karena mereka akan siap pindah kapan saja ke tempat mereka yang baru. Pemukiman mereka terbentuk dari hunian beberapa keluarga inti, yang biasa dipimpin tokoh senior yang sering disebut batin.
            Orang suku Sakai hidup secara berpindah-pindah (nomaden) disekitar daerah hutan berawa-rawa diantara daerah aliran sungai. Pada masa sekarang sebagian orang suku Sakai mulai menetap secara berkelompok di sekitar jalan  raya Pekanbaru-Dumai, seperti di daerah Trengganu, Minas, Balai Pungut, dll. Pemukiman mereka termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bakit Batu, di Kabupaten Bengkalis.
Mata pencaharian suku Sakai
            Masyarakat suku Sakai umumnya masih melalukan kegiatan berburu dan meramu di hutan-hutan atau menangkap ikan di sungai-sungai. Sebagian dari mereka juga sudah mulai bercocok tanam di ladang. Selain itu ada pula yang meramu hasil hutan seperti rotan, damar, dan menebang kayu untuk dibarter dengan keperluan sehari-hari mereka.
Bahasa
            Bahasa yang mereka gunakan memang dapat digolongkan ke dalam bahasa Melayu, tetapi dengan beberapa ciri tersendiri untuk membedakan bahasa yang digunakan.
Agama dan kepercayaan
            Menurut catatan pemerintah provinsi pada masa sekarang sebagian dari masyarakat suku Sakai sudah memeluk agama baru yaitu agama Islam dan agama Kristen. Dan sebagian lainnya masih menganut kepercayaan lamanya yang berupa animistis (animisme).

Sumber : Buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babangkongan, Permainan Tradisional dari Kabupaten Bandung yang Hilang ditelan zaman

Asal Usul Cikuya

Surak Sawah Dadap