Uniknya Makan dan Masak



Uniknya Makan dan Masak
Oleh : Shaqila Daisy

Indonesia negeri kita ini memiliki beragam suku bangsa, mulai dari Sabang sampai Merauke. Terhitung lebih dari 300 suku menetap di tanah air tercinta ini. Tentu dari sekian banyak suku tersebut, banyak pula adat dan tradisi yang setiap suku pegang teguh. Ada yang telah terpengaruh dengan kepercayaan atau agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu) ada pula yang masih terjaga kemurnian tradisinya.

Dari sekian banyak tradisi yang ada di Indonesia, kini mari kita bahas sedikit adat (adab) makan serta cara masak dari beberapa suku bangsa.

Masyarakat Suku Sunda memiliki adab makan menggunakan tangan kanan. Makan dianjurkan sambil duduk. Jika ajaran keluarga saya, ketika mengunyah mulut harus menutup rapat, dalam bahasa Sunda tong ceplak yang berarti jangan mengunyah makanan sambil mulut terbuka. Keluarga saya beralasan karena jika ceplak menyerupai anjing yang sedang makan.

Biasanya, masyarakat Suku Sunda senang makan bersama keluarga atau kerabat. Dalam bahasa Sunda kebiasaan ini dikenal denga botram atau mayor. Menu yang pasti dihidangkan saat botram adalah nasi liwet dan sambal dengan alas makan daun pisang.

Masyarakat Suku Bugis memiliki adab makan yaitu para senior duduk di tempat yang lebih tinggi dibanding para junior. Jika senior belum berhenti makan, maka junior pun harus tetap melanjutkan meski telah kenyang. Apabila senior menambahkan makanan ke piring junior, maka junior harus menghabiskannya karena jika tidak ia dinilai tidak sopan.




Lain lagi dengan Suku Batak. Suku Batak memiliki kebiasaan makan di atas kursi. Selain itu, masyarakat Batak memiliki satu tradisi yaitu upacara memberi makanan enak kepada para orang tua. Tujuan dari upacara tersebut adalah agar para orang tua lebih semangat menjalani hidup dan menjadi panjang umur.

Pada umumnya, adat (adab) mqkan di setiap daerah memiliku kesamaan yaitu makan menggunakan tangan kanan. Masyarakat Indonesia baru mengenal dan menggunakan sendok dan garpu setelah masa penjajahan Belanda.

Tak hanya adat makan yang memiliki tradisi dan kebiasaan yang khas setiap daerahnya, cara masak pun sama khasnya. Mungkin selama ini yang kita tahu cara masak sama saja, seperti goreng, rebus, kukus, panggang, dan bakar. Namun, perlu Anda ketahui, beberapa daerah di bawah ini memiliki cara masak yang khas dan menjadi tradisi.

Masyarakat Minangkabau. Anda pasti tahu rendang, tapi tahukah Anda cara masak rendang? Rendang yang menjadi salah satu makanan terlezat di dunia ini ternyata di masak dalam waktu yang lama, yakni kurang lebih selama 8 jam. Memang cara masaknya hanya direbus dan daging dibiarkan direndam dalam kuah bumbu. Berdasarkan asal-usulnya, rendang dimasak lama karena dulu daging yang dimasak bukanlah daging sapi, melainkan daging kerbau. Daging kerbau lebih alot daripada daging sapi karena banyak terdapat serat otot. Tapi Anda tak perlu meragukan ketahanan daging rendang tersebut, karena rendang yang dimasak lama dapat bertahan selama berhari-hari.

Di Sulawesi bagian utara dan Maluku, masyarakatnya memiliki cara masak yang unik lainnya, yaitu diasapi. Bahan makanan yang biasa diasap adalah ikan cakalang. Sebutan ikan cakalang asap oleh masyarakat Maluku adalah cakalang fufu. Cara memasak diasapi yaitu dengan membuat tungku di sebuah ruangan khusus yang diletakkan di bagian bawah, dihalangi oleh rangkaian besi atau anyaman bambu, dan untuk bahan makanannya digantung di atas. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu bakar. Rasa dari cakalang fufu sangatlah nikmat. Jika Anda berkunjung ke Maluku, jangan lupa untuk mencicipi kenikmatan cakalang fufu.

Untuk cara masak yang satu ini adalah yang paling unik. Cara mask masyarakat Papua ini disebut dengan "bakar batu". Apakah batu yang dibakar kemudian disantap? Tentu saja bukan, batu ini digunakan sebagai media atau alat masak. Bahan makanan yang biasanya umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar atau daging babi. Prosedur masaknya ialah dengan menggali lubang di tanah dengan kedalaman sekitar 70 cm, menyusun batu-batu di bagian dasar, kemudian kayu yang telah disulut dengan api, menyusun kembali batu diatasnya, lalu tata daun pisang atau jati, simpan bahan makanan di atas daun dan tutup kembali dengan daun. Cara masak unik ini hanya bisa Anda temukan di Papua.

Jika kita bahas satu per satu adat (adab) makan dan cara masak dari seluruh daerah di Indonesia mungkin tidak ada habisnya. Kekhasan dan keunikannya tak dimiliki oleh daerah lain bahkan negara lain. Itulah mengapa kita sebagai Warga Negara Indonesia sudah sepatutnya mengenal warisan tradisi dan budaya dari nenek moyang serta melestarikannya. Karena tradisi dan budaya akan tetap milik kita jika kita mempunyai rasa memiliki, mencintai, dan bangga.

Sumber :
     www.adat-istiadat-indonesia.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babangkongan, Permainan Tradisional dari Kabupaten Bandung yang Hilang ditelan zaman

Asal Usul Cikuya

Surak Sawah Dadap