Surak Sawah Dadap




Surak Sawah Dadap
Oleh : Via Amalia


Surak Sawah Dadap adalah suatu kesenian reak yang berasal dari Desa Sawah Dadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Surak Sawah Dadap terdiri dari orang-orang yang saling berkumpul dan bersorak diiringi dengan musik angklung dan dogdog. Tradisi ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1913, dan masih dipertunjukkan sampai sekarang.

Tradisi ini dipertunjukkan pada acara-acara seperti memperingati hari-hari besar, perhelatan rakyat, peresmian kepala desa baru, dan lain-lain. Adapun pemain instrumen pada tradisi ini di antaranya adalah pemain dogdog, pemain angklung, pemain tarompet, penyanyi, pemain bangbarongan dan sisanya adalah rakyat Sawah Dadap yang ikut iring-iringan dalam acara ini.

Biasanya pada tradisi Surak Sawah Dadap juga dipertunjukkan kesenian lain, seperti Sisingaan. Yaitu, bentuk kesenian berupa tunggangan berbentuk singa (sepasang) yang dinaiki oleh orang-orang tertentu, seperti kepala desa pada saat peresmian kepala desa baru. Sisingaan ini lalu akan dipikul oleh beberapa orang, dan dibawa beriringan dengan bersorak sorai.

Pertunjukan Surak Sawah Dadap memiliki keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan seni reak pada umumnya, yaitu yang pertama dengan adanya unsur magis seperti yang dituturkan oleh pimpinan seni Surak Sawah Dadap. Hal ini semata-mata ditujukan untuk hiburan saja sehingga tidak membahayakan pemain atau pun penonton, dan keunikan yang kedua terletak pada awal pertunjukkan yang dimulai dengan bersorak sebanyak tujuh kali.

Posisi pemusik dan anggota iring-iringan berbaris, kemudian reak pun dimulai dengan bunyi dogdog paling kecil diikuti angklung dengan membawakan lagu-lagu bebas. Adapun di tengah-tengah pertunjukan, terdapat adegan-adegan atraksi dengan disertai unsur magis seperti menumbuk padi pada lesung yang diletakkan di atas tubuh pemain dengan posisi tengkurap beralaskan pecahan kaca, cucuk salak dan lain-lain, yang menurut pimpinan kesenian tersebut sebelumnya diadakan ritual terlebih dahulu, yaitu dengan mengucapkan mantra-mantra khusus.


Sumber :
Wawancara, Sabtu, 13 Mei 2017, 17:00 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babangkongan, Permainan Tradisional dari Kabupaten Bandung yang Hilang ditelan zaman

Asal Usul Cikuya