Upacara Agama Masyarakat Bali



Upacara Agama Masyarakat Bali
Oleh : Brian Meka

Luasnya Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke tentu menimbulkan banyak dampak, khususnya dampak positif. Dampak positifnya adalah beragamnya kebudayaan di negeri ini yang membuat negeri ini menjadi negeri yang kaya. Beragam macam kebiasaan, mata pencaharian, kesenian dan lainnya yang tersedian di Indonesia termasuk agama. Tidak terkecuali dengan sebuah pulau kecil dengan pesonanya, pulau Bali. Hal yang menari kuntuk dibahas tentan gagamanya adalah karena mayoritas masyarakat Bali menganut agama Hindu-Bali yang mana merupakan perpaduan kepercayaan antar aAnimisme, Hinduisme, dan Budhisme, yang merupakan agama masyarakat Indonesia Jauh sebelum agama modern masuk ke Indonesia. Tak jauh berbeda dengan agama lainnya, Hindu-Bali juga memiliki upacara agama. Upacara agama Hindu-Bali ada lima macam, lazimdisebut PancaYadnya. Artinya lima korban suci. Lima korban suci tersebut adalah:

Upacara Dewa-Yadnya
Upacara ini ditujukan kepada dewa dengan tujuan agar mereka selalu me ndapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di hari kemudian. Dinama upacara ini mereka diwajibkan untuk menyediaka nsesajenberupatirtha, kemenyan, dan bunga harum segar. Sajian itu diantar oleh doa pemuka agama yang dipanggil sulinggih.kemudian disudahi dengan sembayang sertadi tutup dengan percikan air suci.

Upacara  Pitra-Yadnya
          Upacara ini dilakukan saat ada peristiwa kematian. Bagi keluarga yang meniggalkerabatnyadantidakmampuuntukmembiayaipembakaranataungaben, jenazahtersebutdapatdikuburterlebihdahuludengansyaratmengarahkearahgunungsetempatatauatauarahmatahari. Disaatkeluarga orang yang meninggaltelahmempunyaibiaya, sisamayatdarikubur yang masihtersisa yang dibakar. Kata ngabenberasaldari kata ngabadan in, berartimemberibekaldalambentukdoa-doadanbendadalamupacarangabentersebut.

Upacara Resi-Yadnya
          Upacara ini adalah pengorbanan yang ditujukan kepada orang yang dianggap atau dinyatakan suci.hal ini dilakukan dengan upacara dalam memperbaiki tempat-tempat suci untuk pemujaan terhadap resi. Upacara ini biasanya dilaksanakan dengan sederhana dan dilakukan dengan gotong-royong.
Upacara Bhuta-Yadnya
          Upacara ini merupakan pengorbanan suci yang ditujukan kepada semua makhluk hidup dan alam semesta agar para makhluk dan alam semesta tidak mengganggu kehidupan mereka. Upacara Bhuta-Yadnya ini bertingkat, upacara kecil disebut saiban atau bantenjotan, dilakukan setelah memasak dengan cara meletakan sesaji yang diletakan di lingkungan rumah tersebut. Yang sedikit besar dinamakan Panca Wali Krama yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali dan yang besar disebut Eka Dasa Rudra dilaksanakan setiap 100 tahun sekali.

Manusia-Yadnya
          Upacara terbatas yang dilakukan untuk kepentigan keluarga, maksudnya untuk selamatan kandungan (tingkeban), melahirkan, dan sebagainya

Sumber:
Ngadijo. 1988.Mengenal PulauBali.Jakarta:PenerbitTiga Serangkai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Cikuya

Babangkongan, Permainan Tradisional dari Kabupaten Bandung yang Hilang ditelan zaman

Surak Sawah Dadap